Corona, Sahabat atau Musuh Bumi?

Oleh: Najwa Kahani Fatima

Dewasa ini, manusia di seluruh muka bumi harus beradaptasi dengan situasi yang benar-benar baru. Ya, siapa lagi kalau bukan karena si kecil Sars-Cov2 ini? Seperti yang kita ketahui, penyebaran virus penyakit covid-19 ini sangatlah cepat dan mudah. Dengan kondisi seperti ini, berbagai regulasi dan kebijakan pun dibuat oleh pemerintah serta organisasi-organisasi dunia seperti WHO (World Health Organization) sebagai upaya memperlambat penularan covid-19. Salah satunya adalah dengan pengadaan lockdown di berbagai negara serta PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) di Indonesia. Himbauan untuk tetap berada di rumah sudah diterapkan sejak Maret 2020 oleh pemerintah Indonesia yang pastinya akan memberikan pengaruh terhadap berbagai unsur dalam kehidupan. Akibatnya, pengoperasian seluruh sekolah, tempat hiburan, tempat umum, transportasi, dan kegiatan industri dibatasi. Dibatasinya operasi industri serta transportasi ini membawa dampak yang signifikan terhadap lingkungan dan bumi. Lalu bagaimana sih, peran covid-19 bagi bumi?

Tak dapat dipungkiri, berbagai operasi industri besar dan transportasi-transportasi yang dibatasi akan memberikan dampak positif maupun negatif yang signifikan bagi bumi sendiri. Pemberhentian operasi industri dan transportasi berperan dalam penurunan komposisi polusi dan karbondioksida di udara. Dilansir dari artikel Reuters, Rob Jackson, seorang professor ilmu sistem bumi Stanford University menyatakan bahwa dirinya tidak terkejut akan penurunan emisi karbon sebesar lima persen tahun ini (2020). Hal ini tidak pernah terjadi sejak perang dunia kedua berakhir. Di sisi lain, dalam detikinet, studi terbaru dari University of East Anglia (Inggris) mengungkapkan bahwa emisi karbon harian turun hingga 17% karena diberadakannya lockdown di berbagai negara. Di Indonesia sendiri, dapat kita rasakan secara langsung di kota-kota besar seperti Jakarta. Udara terasa lebih bersih dan segar. Pemandangan pun cenderung cerah, tidak didominasi oleh polusi.

Akan tetapi, hal ini hanya bersifat sementara. Hal ini tidak akan berlangsung lama karena disebabkan oleh suatu pandemi yang mengharuskan manusia bersikap demikian. Fenomena ini tidak merefleksikan perubahan struktural di sistem ekonomi, transportasi, energi, ataupun kebijakan yang dapat menyebabkan suatu keberlangsungan perbaikan lingkungan cukup lama. Dalam artikel National Geograpic yang berjudul “Why COVID-19 will end up harming environment,” menyatakan bahwa para ahli khawatir dan ketakutan  akan perubahan iklim yang memburuk dengan sangat cepat di masa depan, terutama setelah pandemi covid-19 berakhir. Hal ini diasumsikan atas dasar data emisi karbon global harian yang dimana pada awal April 2020, gas emisi harian turun sebanyak 17 persen dibanding tahun lalu (2019). Tetapi dua bulan kemudian, tepatnya pada 11 Juni 2020, data baru menunjukkan bahwa gas emisi harian hanya lima persen lebih rendah dari 2019 meskipun belum dilaksanakan aktivitas-aktivitas secara normal. 

Hal ini juga didukung dengan fenomena yang sama saat krisis ekonomi 2008 dan 2009 dimana emisi global merosot jauh selama satu tahun. Tetapi sesaat setelah perekonomian pulih pada 2010, angka emisi karbon kembali meningkat drastis dan menjadi pencapaian peningkatan tertinggi sepanjang sejarah. Selain itu juga, setelah pandemi ini berakhir, seluruh industri akan melakukan ekspolitasi produknya untuk mengejar keterlambatan selama pandemi berlangsung. Hal ini dapat memperburuk kondisi lingkungan dalam waktu yang singkat.

Lalu, apakah corona merupakan sahabat atau lawan bagi bumi? Kebermanfaatan pandemi covid-19 ini sendiri membantu berbagai pihak, termasuk pemerintah untuk mengabaikan isu krisis iklim secara sementara dan memfokuskan tugasnya kepada penanganan covid-19. Tetapi di sisi lain, pandemi ini juga dapat membawa pengaruh yang sangat buruk bagi bumi kedepannya apabila tidak ditanamkan kebiasaan-kebiasaan pada masyarakat ataupun tidak membuat kebijakan berkelanjutan untuk menjaga bumi. Maka dari itu, kita dapat memulai dari diri kita sendiri untuk mulai merefleksikan diri dan ikut serta dalam memikirkan langkah-langkah apa saja yang dapat kita lakukan dalam membantu menjaga kelestarian alam setelah pandemi berakhir.



Sumber:

7 Dampak Virus Corona terhadap Lingkungan

Coronavirus could trigger the biggest fall in carbon emissions since World War Two

Hore! Pandemi Corona Bikin Emisi CO2 Turun Drastis

Why COVID-19 will end up harming the environment

Kondisi Bumi Membaik Selama Pandemi COVID-19, Bolehkah Kita Tenang?

Wabah COVID-19, Emisi Karbon Alami Penurunan Terbesar Sejak PD II



Comments

Popular Posts